Tentang Senyum

Kadang terlintas dalam pikiranku untuk berhenti tersenyum saja.
Hmmm.... Kebodohan-kebodohan di masa lalu kadang tergambar dengan jelas layaknya film yang diputar di langit-langit kamar kostku. Mengganggu tidurku. Itu jelas. Sempat terpikir bahwa aku sakit. Jiwaku sakit. Ketika gambaran-gambaran itu datang, batinku menangis. tapi aku benar-benar tidak memiliki kuasa apapun untuk mengenyahkannya.
Sering kudengar nasihat-nasihat yang intinya sama. MASA LALU BIARLAH BERLALU. Sejujurnya aku belum bisa.
Aku tidak bisa menanggalkan masa laluku begitu saja.

BANGKIT....
BANGKIT....BANGKIT....
Aku sedang berusaha
Bangkit dari keresahanku
Bangkit dari kesedihanku
Bangkit dari ketidakberdayaanku

BERUSAHA
BERUSAHA
BERUSAHA
Berusaha menarik sudut bibir sehingga membentuk lengkungan indah hingga orang lain dapat berkata, " Hei.... Dialah wanita bahagia."
Sebuah Paradoks....
Merasa diri tidak pantas
Mungkin lilin kecil dengan nyala remang-remang jauh lebih layak disentuh
Lilin yang memendarkan cahaya di kala gulita menyergap manusia

Sedangkan aku?????????????????


Biarkan aku sendiri
Biarkan aku mencari
Biarkan aku belajar mensyukuri
Biarkan aku belajar mengatasi kegamangan pada diri
Hingga akhirnya
Biarkan aku mempersembahkan senyum termanis setulus hati


Banjarnegara, 6 Oktober 2011 pukul 13:54

Komentar

Postingan Populer